Aku
menikah di usia ku yang ke 17 tahun dengan seorang pemuda yang beda usia tujuh
tahun diatasku. Kala itu kami menjalin hubungan yang dikenal dengan istilah pacaran sekitar 6 bulan, hingga bulan
berikutnya dia melamarku untuk dijadikan pendamping hidupnya. Laki-laki ini
adalah pria dewasa yang tak memiliki romansa romantis sedikitpun dan ucapkali cuek
dan supel. Inilah laki-laki yang menjadi panutan dunia akhiratku kedepannya.
Kini
aku tinggal dirumah suamiku. Rumah yang di dalamnya terdapat ibu mertua dan
adik-adik suamiku. Alasan klise lantaran kami memang belum memiliki gubuk sendiri. Satu tahun berikutnya, kami
telah dikaruniai seorang putri yang cantik jelita. Ku namai dia Laila Lifiana.
Malaikat kecil yang selama sembilan bulan ku nantikan kehadirannya. Putri kecil
yang menjadi kesayangan bapak mertuaku.