P
|
ada suatu hari datanglah
seorang pemuda menuju kediaman seorang Sufi. Ia hendak mengutarakan maksud
kedatangannya tersebut.
“Sufi, saya sudah bosan
hidup, dirumah dimarahi melulu, habis diputusin pacar, kerjaan berantakan. Saya
ingin mati saja, hidup ini terlalu sulit” keluh pemuda itu putus asa
Sufi itu tersenyum
“sepertinya Anda sedang sakit, pulanglah saya yakin penyakit Anda akan segera
sembuh”
“Tidak Sufi sekali lagi
tidak. Saya sudah bosan dengan hidup ini. Saya ingin mati saja” rajuk pemuda
itu
“Baiklah jika itu kemauanmu.
Ambil racun ini, minumlah setengah botol nanti malam, dan sisanya minumlah
besok pukul 17.00 dan kau akan mati dengan tenang pada pukul 19.00”
Pemuda itu
terheran-heran. Biasanya seorang Sufi akan memberikan semangat hidup kepada
orang-orang yang menemuinya. Tetapi Sufi ini justru sebaliknya dan malah
menawarkan racun.
Pemuda itu pun pulang,
sesampainya di rumah ia pun meminum setengah botol dari racun yang dibawanya. Ia
memutuskan untuk keluar membeli sesuatu untuk dimakan bersama keluarganya malam
ini. Pemuda itu berniat membeli sesuatu yang istimewa agar memberikan kenangan
yang manis untuk keluarganya. Malam itu pun dilewati dengan penuh keceriaan dan
kebahagiaan bersama ayah dan ibu nya. Sebelum tidur pun ia mencium kening sang
ibu dan berkata “Bu, aku mencintaimu”
Besok pagi nya, udara sangat
cerah iapun membuka jendela dan merasakan betapa indahnya alam ini. Ia pun memutuskan
untuk membuat teh . Orang tuanya pun merasa heran dengan tingkah anaknya.
Pemuda itu merasakan betapa hangatnya kasih sayang kedua orang tuanya pagi itu.
Kemudian ia pergi ke kantor.
Ia menyapa teman-temannya dengan penuh suka cita. Teman-temannya sampai bingung
“ada apa sama tuh anak? Kok aneh banget ya hari ini padahal kemarin itu galau
karna diputusin pacar”
“iya, ceria banget biasanya
aja ndak kaya gitu” pikir teman-temannya
Sore harinya tampak hidangan
Istimewa sudah tersaji di meja makan. Tampak wajah kedua orang tua pemuda itu
sedang menanti kedatangan anaknya “Mari makan nak, Ibu mu sudah memasakkan
hidangan kesukaanmu” ujar sang ayah. Pemuda itu pun makan dengan lahap.
Ia mulai
merasakan betapa indahnya hidup ini, pacar atau apalah semua akan indah pada
waktu nya jika kita menjalani dengan tulus ikhlas. Ia pun mengurungkan niatnya
untuk mengakhiri hidupnya. Lantas bagaimana dengan racun yang telah diminumnya
?
Akhirnya
ia pun pergi ke kediaman Sufi. Dengan cemas ia mengutarakan maksud
kedatangannya. Sang Sufi pun menjawab dengan enteng “Buang saja botol itu.
Isinya hanya air biasa kok. Dan saya bersyukur penyakit Anda sudah sembuh”
“Jalanilah hidup ini dengan rasa syukur yang berlimpah
kepada Sang Pencipta. Bukan hanya mengeluh dan mengeluh yang tidak akan
memecahkan persoalan. Permasalahan itu diselesaikan bukan hanya dinanti untuk
terselesaikan dengan sendirinya. jika kau hidup dengan kesadaran bahwa maut
dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan
ini”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar