Disebutkan dalam kitab as-Sirah an-Nabawiyyah juz 1 halaman 57: “Tatkala Nabi
Saw. berusia 3 bulan, beliau Saw. sudah bisa berdiri tegak. Saat berusia 5
bulan sudah mampu berjalan lancar. Saat berusia 9 bulan sudah benar-benar bisa
berbicara dengan sangat fasih. Dan saat berusia 10 bulan sudah pandai memanah.
Beliau Saw. sangat cepat sekali perkembangan fisiknya, hingga saat berusia 2
tahun sudah menjadi anak yang kuat fisiknya. Dan begitulah segala macam
anugerah kemuliaan dari Allah Swt. selalu melimpah dan terus bertambah kepada
Muhammad bin Abdullah Saw.”
Sesungguhnya tidak ada seorang makhlukpun yang bisa melihat aurat beliau Saw., sebagaimana disaksikan sendiri oleh Sayyidah Halimah Ra. Sebagaimana disebutkan dalam kitab as-Sirah an-Nabawiyyah juz 1 halaman 57, Sayyidah Halimah Ra. berkata: “Sungguh setiap hari senantiasa cahaya turun dari langit kepada beliau Saw. dan tak lama kemudian menghilang.” Hal ini bertujuan untuk menyelimuti Nabi Saw. dengan cahaya itu sehingga tidak terlihat auratnya, sebagaimana sabda Nabi Saw.: “Sesungguhnya diantara kemuliaan yang Allah Swt. anugerahkan kepadaku adalah tidak ada seorang makhlukpun yang melihat auratku.”
Pada halaman 58 di kitab yang sama disebutkan bahwa sesungguhnya Nabi Saw. tidaklah memegang atau mengambil sesuatu kecuali membaca Bismillah.
Dalam kitab Madarij ash-Shu’ud halaman 24: “Sesungguhnya Sayyidah Halimah Ra. selama 2 tahun bersama beliau Saw. senantiasa mendapatkan berbagai macam anugerah yang sangat indah dari Allah Swt. Sehingga kehidupannya penuh dengan kebahagiaan, kesejahteraan dan kemakmuran.”
Disebutkan dalam kitab as-Sirah an-Nabawiyyah juz 1 halaman 58: “Sayyidah Halimah Ra. berkata: “Setelah beliau Saw. berumur 2 tahun, kami membawanya ke Makkah untuk dikembalikan kepada ibundanya. Padahal sesungguhnya kami sangat menginginkan beliau Saw. menetap di tempat kami. Karena berkah beliau Saw. yang senantiasa melimpah kepada kami. Namun karena adanya kesepakatan antara kami dan ibunda beliau Saw., yaitu mengembalikannya setelah beliau Saw. berumur 2 tahun, maka dengan berat hati kamipun mengembalikannya.
Setelah kami sampai di hadapan ibunda beliau Saw., kamipun mengutarakan keinginan kami untuk kembali mengasuhnya. Maka akupun berkata kepada Sayyidah Aminah Ra.: “Ijinkanlah kami untuk mengasuhnya lagi dan mengembalikannya setelah beliau Saw. dewasa.” Dan tak henti-hentinya kami meminta ijin kepadanya, sehingga beliau pun mengijinkan kami untuk mengasuhnya lagi.
Di saat kami pulang membawa beliau Saw., kami melewati pasar Dzil Majaz. Di situlah kami berpapasan dengan dukun sesat yang berhubungan dengan setan. Saat dia melihat beliau Saw., maka ia tercengang karena telah mengetahui tanda-tanda kenabian beliau Saw. Bahwa beliau Saw. lah yang akan membasmi dukun-dukun dan akan memusnahkan patung-patung. Dan dengan berteriak-teriak kepada masyarakat di sekitarnya dukun tersebut berkata: “Wahai masyarakat Arab, bunuhlah anak ini sekarang juga sebelum dia membinasakan agama kalian dan menghancurkan patung-patung sesembahan kalian dan sebelum dia mengalahkan kalian!”
Akan tetapi atas perlindungan Allah Swt. dan para malaikatNya, mereka tidak menghiraukan teriakan-teriakan dukun tersebut. Dan tak henti-hentinya dukun tersebut meneriakkan hal itu sampai ia menjadi gila dan mati seketika.”
Dengan segera Sayyidah Halimah Ra. menyelamatkan beliau Saw. dan membawanya pulang ke rumahnya.”
Disebutkan pula dalam kitab as-Sirah an-Nabawiyyah juz 1 halaman 53: “Setelah Sayyidah Halimah Ra. sampai di rumahnya, maka ia pun semakin memuncakkan perhatiannya dan selalu mengawasi di manapun beliau Saw. berada dengan penuh belas kasih saying. Tidak dibiarkan beliau Saw. jauh dari pandangannya.
Demikianlah hari demi hari berlalu, kehidupan Sayyidah Halimah Ra. dan keluarganya bersama beliau Saw. mengalami ketentraman, kesejahteraan dan kedamaian. Sampai pada suatu saat Sayyidah Halimah Ra. tidak melihat beliau Saw. berada di sekitarnya. Dengan perasaan cemas dan khawatir dia pun mencarinya. Tidak lama kemudian dia menemukan beliau Saw. bersama dengan Syaema’ (putri kandung Halimah Ra. yang telah menginjak dewasa yang selalu membantunya dalam menjaga dan mengasuh beliau Saw.). Maka Sayyidah Halimah Ra. Berkata: “Wahai Syaema’, tidak selayaknya kamu membawa beliau Saw. keluar di bawah terik matahari yang sangat panas.”
Kemudian Syaema’ pun menjawab: “Wahai Ibunda, saya tidak pernah melihat beliau Saw. kepanasan terkena terik matahari. Karena ke mana saja saya bawa beliau Saw., senantiasa mega-mega menaunginya.”
Sayyidah Halimah Ra. berkata: “Benarkah apa yang telah kamu katakan?”
Maka Syaema’ pun bersumpah dan berkata: “Ya, demi Allah. Sungguh yang aku katakan adalah benar.”
Kemudian Sayyidah Halimah Ra. dengan penuh perhatian dan kasih sayangnya berdoa:
أعوذ بالله من شر ما نحاذرعلى ابني
“Ya Allah lindungilah anakku ini dari segala sesuatu yang aku khawatirkan.”
Kemudian ia pun membawa beliau Saw. pulang ke rumahnya. Dan tak lama kemudian Sayyidah Halimah Ra. menyaksikan sendiri bahwa mega-mega selalu menaungi beliau Saw., terlebih saat terik matahari sangat panas.
Demikianlah, bulan demi bulan berlalu, Sayyidah Halimah Ra. dan keluarganya bersama beliau Saw. telah mengalami berbagai macam peristiwa-peristiwa yang sangat indah yang tak ada hentinya. Sehingga tempat yang dihuni oleh mereka laksana taman dari taman-taman surga yang selalu disejahterakan dan diindahkan kehidupannya oleh Allah Swt. disertai dengan perlindunganNya yang sangat agung. Sebagaimana Allah Swt. telah berjanji bahkan bersumpah dengan firmanNya dalam al-Quran surat adh-Dhuha bahwa sesungguhnya Allah Swt. tidak akan meninggalkannya bahkan senantiasa akan melindungi dan menjaganya.
وَالضُّحَى وَاللَّيْلِ إِذَا سَجَى مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَى
“Demi waktu Dhuha, dan demi malam apabila sunyi, sesungguhnya Tuhanmu tidak akan meninggalkanmu dan tidak akan (pula) mengecewakanmu.” (QS. adh-Dhuha ayat 1-3).
Dan juga disebutkan dalam kitab Madarij ash-Shu’ud halaman 15: “Pada saat beliau Saw. dalam kandungan ibundanya dan ayahanda beliau Saw. wafat, para malaikat berkata: “Ya Allah Tuhan dan sesembahan kami, Nabi terkasihMu sekarang telah yatim, tidak punya ayah.” Maka Allah Swt. berfirman, menjawab para malaikat tersebut:
أنا وليه وحافظه وحاميه وربه وعونه ورازقه وكافيه فصلوا عليه وتبركوا بإسمه
“Ketahuilah olehmu wahai para malaikat. Sesungguhnya Aku (Allah Swt.) sendiri yang akan menjaga, melindungi dan merawatnya. Serta akan Kulimpahkan pertolongan dan rizki kepadanya. Dan Aku sendiri pula yang senantiasa akan mencukupi (segala urusannya). Maka, panjatkanlah selalu oleh kalian shalawat kepadanya dan dapatkanlah keberkahan bagi kalian dengan berwasilah menyebut namanya.”
Dan sebagaimana disebutkan dalam kitab Madarij ash-Shu’ud halaman 25: “Saat beliau Saw. berusia 4 tahun, beliau Saw. mempertanyakan kepada Sayyidah Halimah Ra. di mana saudara-saudaranya yang sedang keluar untuk menggembalakan kambing-kambing. Kemudian Sayyidah Halimah Ra. menjawab: “Wahai anakku, sesungguhnya mereka sedang keluar untuk menggembalakan kambing-kambing yang telah dianugerahkan Allah Swt. kepada kami dengan keberkahanmu. Dan nanti saat menjelang malam mereka baru pulang.”
Beliau Saw. berkata: “Wahai ibundaku, kenapa engkau bedakan aku dengan mereka. Di sini aku enak-enakan di rumah, tinggal makan dan minum, sementara mereka di luar menggembalakan kambing, merasakan capek dan kepanasan.”
Maka Sayyidah Halimah Ra. berkata: “Wahai anakku, sesungguhnya aku melakukan hal itu adalah karena cinta dan sayangku padamu. Tak kurelakan ada sedikitpun sesuatu yang bisa menyakitimu. Apalagi di luar sana itu sangat berbahaya sekali. Banyak orang-orang yang jahat dan saya sangat khawatir apabila mereka melihat keindahanmu dan cahaya kemuliaanmu maka mereka akan menculikmu.”
Kemudian beliau Saw. berkata:
يا أماه نعم الحافظ ألله سلميني إليه وتوكلي عليه فهو نعم المولى ونعم النصير و إذا كان الله حافظي فلو اجتمع أهل الأرض لما وصلوا إلي
“Wahai Ibunda tercinta. Sesungguhnya hanya Allah Swt. Dzat yang paling bisa menjagaku. Pasrahkanlah diriku kepadaNya dan bertawakkallah engkau kepadaNya. Sungguh hanya Dia semata Dzat yang paling bisa menjaga dan memberi pertolongan. Dan apabila Allah Swt. telah menjagaku, walaupun seluruh penghuni bumi bersatu untuk mencelakakanku, niscaya mereka tidak akan mampu.”
Sayyidah Halimah Ra. berkata: “Sungguh perkataan beliau Saw. membuatku sangat kagum sekali, dan akupun berkata kepadanya: “Wahai putraku, apa yang kau kehendaki?”
Beliau Saw. pun menjawab: “Wahai Ibunda tercinta, aku ingin bersama saudara-saudaraku dalam keadaan suka maupun duka.”
Sayyidah Halimah Ra. berkata: “Jika begitu, maka demi cintaku padamu dan kemuliaan yang ada padamu, lakukanlah apa yang terbaik bagimu.”
Dan pada saat mereka keluar bersama beliau Saw. untuk menggembalakan kambing, maka Sayyidah Halimah Ra. berpesan kepada anak-anaknya, diantaranya yang bernama Abdullah (Dhamrah) yang sepantaran dengan beliau Saw., agar selalu menjaga, mengawasi dan memperhatikan beliau Saw.
Setelah mereka pulang kembali ke rumah, Sayyidah Halimah Ra. berkata kepada Abdullah: “Wahai anakku, apa yang terjadi kepada beliau Saw.?”
Abdullah pun menjawab: “Wahai ibundaku, sungguh adalah suatu keajaiban yang menunjukkan kemuliaan beliau Saw. Setiap batu, pohon, cadas dan perbukitan yang beliau Saw. lewati, mereka selalu mengucapkan salam dengan bahasa Arab yang fasih dan jelas. Dan setiap tempat yang beliau Saw. lewati mendapatkan keberkahan dari beliau Saw. Dan semua binatang-binatang ternak kami tunduk dan patuh kepada beliau Saw. Mereka berhenti apabila disuruh berhenti dan berjalan apabila disuruh berjalan.
Dan yang lebih ajaib lagi, waktu kami melewati suatu lembah perbukitan, muncullah seekor harimau yang besar dan sangat buas. Matanya merah menyala, mulutnya terbuka, terlihat taring-taringnya yang runcing dan tajam, siap untuk menerkam. Namun begitu ia melihat beliau Saw., tiba-tiba macan itu menjadi jinak, duduk, menundukkan kepalanya, seakan ta’dzim dan patuh kepada beliau Saw. Dan harimau itu pun berkata dengan bahasa Arab yang fasih:
السلام عليك يا محمد
“Salam sejahtera semoga senantiasa melimpah kepadamu wahai Muhammad.”
Kemudian beliau Saw. mendekatinya tanpa ada rasa takut sedikitpun dan membisikkan sesuatu ke telinganya dan mengisaratkan sesuatu sehingga harimau tersebut pergi. Kemudian aku datangi beliau Saw. dan bertanya: “Wahai saudaraku, apakah yang engkau katakan kepadanya?”
Beliau Saw. menjawab: “Janganlah kamu datang lagi kemari, dan janganlah kau ganggu daerah kami. Maka harimau itupun menyanggupinya dan pergi.”
Sesungguhnya tidak ada seorang makhlukpun yang bisa melihat aurat beliau Saw., sebagaimana disaksikan sendiri oleh Sayyidah Halimah Ra. Sebagaimana disebutkan dalam kitab as-Sirah an-Nabawiyyah juz 1 halaman 57, Sayyidah Halimah Ra. berkata: “Sungguh setiap hari senantiasa cahaya turun dari langit kepada beliau Saw. dan tak lama kemudian menghilang.” Hal ini bertujuan untuk menyelimuti Nabi Saw. dengan cahaya itu sehingga tidak terlihat auratnya, sebagaimana sabda Nabi Saw.: “Sesungguhnya diantara kemuliaan yang Allah Swt. anugerahkan kepadaku adalah tidak ada seorang makhlukpun yang melihat auratku.”
Pada halaman 58 di kitab yang sama disebutkan bahwa sesungguhnya Nabi Saw. tidaklah memegang atau mengambil sesuatu kecuali membaca Bismillah.
Dalam kitab Madarij ash-Shu’ud halaman 24: “Sesungguhnya Sayyidah Halimah Ra. selama 2 tahun bersama beliau Saw. senantiasa mendapatkan berbagai macam anugerah yang sangat indah dari Allah Swt. Sehingga kehidupannya penuh dengan kebahagiaan, kesejahteraan dan kemakmuran.”
Disebutkan dalam kitab as-Sirah an-Nabawiyyah juz 1 halaman 58: “Sayyidah Halimah Ra. berkata: “Setelah beliau Saw. berumur 2 tahun, kami membawanya ke Makkah untuk dikembalikan kepada ibundanya. Padahal sesungguhnya kami sangat menginginkan beliau Saw. menetap di tempat kami. Karena berkah beliau Saw. yang senantiasa melimpah kepada kami. Namun karena adanya kesepakatan antara kami dan ibunda beliau Saw., yaitu mengembalikannya setelah beliau Saw. berumur 2 tahun, maka dengan berat hati kamipun mengembalikannya.
Setelah kami sampai di hadapan ibunda beliau Saw., kamipun mengutarakan keinginan kami untuk kembali mengasuhnya. Maka akupun berkata kepada Sayyidah Aminah Ra.: “Ijinkanlah kami untuk mengasuhnya lagi dan mengembalikannya setelah beliau Saw. dewasa.” Dan tak henti-hentinya kami meminta ijin kepadanya, sehingga beliau pun mengijinkan kami untuk mengasuhnya lagi.
Di saat kami pulang membawa beliau Saw., kami melewati pasar Dzil Majaz. Di situlah kami berpapasan dengan dukun sesat yang berhubungan dengan setan. Saat dia melihat beliau Saw., maka ia tercengang karena telah mengetahui tanda-tanda kenabian beliau Saw. Bahwa beliau Saw. lah yang akan membasmi dukun-dukun dan akan memusnahkan patung-patung. Dan dengan berteriak-teriak kepada masyarakat di sekitarnya dukun tersebut berkata: “Wahai masyarakat Arab, bunuhlah anak ini sekarang juga sebelum dia membinasakan agama kalian dan menghancurkan patung-patung sesembahan kalian dan sebelum dia mengalahkan kalian!”
Akan tetapi atas perlindungan Allah Swt. dan para malaikatNya, mereka tidak menghiraukan teriakan-teriakan dukun tersebut. Dan tak henti-hentinya dukun tersebut meneriakkan hal itu sampai ia menjadi gila dan mati seketika.”
Dengan segera Sayyidah Halimah Ra. menyelamatkan beliau Saw. dan membawanya pulang ke rumahnya.”
Disebutkan pula dalam kitab as-Sirah an-Nabawiyyah juz 1 halaman 53: “Setelah Sayyidah Halimah Ra. sampai di rumahnya, maka ia pun semakin memuncakkan perhatiannya dan selalu mengawasi di manapun beliau Saw. berada dengan penuh belas kasih saying. Tidak dibiarkan beliau Saw. jauh dari pandangannya.
Demikianlah hari demi hari berlalu, kehidupan Sayyidah Halimah Ra. dan keluarganya bersama beliau Saw. mengalami ketentraman, kesejahteraan dan kedamaian. Sampai pada suatu saat Sayyidah Halimah Ra. tidak melihat beliau Saw. berada di sekitarnya. Dengan perasaan cemas dan khawatir dia pun mencarinya. Tidak lama kemudian dia menemukan beliau Saw. bersama dengan Syaema’ (putri kandung Halimah Ra. yang telah menginjak dewasa yang selalu membantunya dalam menjaga dan mengasuh beliau Saw.). Maka Sayyidah Halimah Ra. Berkata: “Wahai Syaema’, tidak selayaknya kamu membawa beliau Saw. keluar di bawah terik matahari yang sangat panas.”
Kemudian Syaema’ pun menjawab: “Wahai Ibunda, saya tidak pernah melihat beliau Saw. kepanasan terkena terik matahari. Karena ke mana saja saya bawa beliau Saw., senantiasa mega-mega menaunginya.”
Sayyidah Halimah Ra. berkata: “Benarkah apa yang telah kamu katakan?”
Maka Syaema’ pun bersumpah dan berkata: “Ya, demi Allah. Sungguh yang aku katakan adalah benar.”
Kemudian Sayyidah Halimah Ra. dengan penuh perhatian dan kasih sayangnya berdoa:
أعوذ بالله من شر ما نحاذرعلى ابني
“Ya Allah lindungilah anakku ini dari segala sesuatu yang aku khawatirkan.”
Kemudian ia pun membawa beliau Saw. pulang ke rumahnya. Dan tak lama kemudian Sayyidah Halimah Ra. menyaksikan sendiri bahwa mega-mega selalu menaungi beliau Saw., terlebih saat terik matahari sangat panas.
Demikianlah, bulan demi bulan berlalu, Sayyidah Halimah Ra. dan keluarganya bersama beliau Saw. telah mengalami berbagai macam peristiwa-peristiwa yang sangat indah yang tak ada hentinya. Sehingga tempat yang dihuni oleh mereka laksana taman dari taman-taman surga yang selalu disejahterakan dan diindahkan kehidupannya oleh Allah Swt. disertai dengan perlindunganNya yang sangat agung. Sebagaimana Allah Swt. telah berjanji bahkan bersumpah dengan firmanNya dalam al-Quran surat adh-Dhuha bahwa sesungguhnya Allah Swt. tidak akan meninggalkannya bahkan senantiasa akan melindungi dan menjaganya.
وَالضُّحَى وَاللَّيْلِ إِذَا سَجَى مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَى
“Demi waktu Dhuha, dan demi malam apabila sunyi, sesungguhnya Tuhanmu tidak akan meninggalkanmu dan tidak akan (pula) mengecewakanmu.” (QS. adh-Dhuha ayat 1-3).
Dan juga disebutkan dalam kitab Madarij ash-Shu’ud halaman 15: “Pada saat beliau Saw. dalam kandungan ibundanya dan ayahanda beliau Saw. wafat, para malaikat berkata: “Ya Allah Tuhan dan sesembahan kami, Nabi terkasihMu sekarang telah yatim, tidak punya ayah.” Maka Allah Swt. berfirman, menjawab para malaikat tersebut:
أنا وليه وحافظه وحاميه وربه وعونه ورازقه وكافيه فصلوا عليه وتبركوا بإسمه
“Ketahuilah olehmu wahai para malaikat. Sesungguhnya Aku (Allah Swt.) sendiri yang akan menjaga, melindungi dan merawatnya. Serta akan Kulimpahkan pertolongan dan rizki kepadanya. Dan Aku sendiri pula yang senantiasa akan mencukupi (segala urusannya). Maka, panjatkanlah selalu oleh kalian shalawat kepadanya dan dapatkanlah keberkahan bagi kalian dengan berwasilah menyebut namanya.”
Dan sebagaimana disebutkan dalam kitab Madarij ash-Shu’ud halaman 25: “Saat beliau Saw. berusia 4 tahun, beliau Saw. mempertanyakan kepada Sayyidah Halimah Ra. di mana saudara-saudaranya yang sedang keluar untuk menggembalakan kambing-kambing. Kemudian Sayyidah Halimah Ra. menjawab: “Wahai anakku, sesungguhnya mereka sedang keluar untuk menggembalakan kambing-kambing yang telah dianugerahkan Allah Swt. kepada kami dengan keberkahanmu. Dan nanti saat menjelang malam mereka baru pulang.”
Beliau Saw. berkata: “Wahai ibundaku, kenapa engkau bedakan aku dengan mereka. Di sini aku enak-enakan di rumah, tinggal makan dan minum, sementara mereka di luar menggembalakan kambing, merasakan capek dan kepanasan.”
Maka Sayyidah Halimah Ra. berkata: “Wahai anakku, sesungguhnya aku melakukan hal itu adalah karena cinta dan sayangku padamu. Tak kurelakan ada sedikitpun sesuatu yang bisa menyakitimu. Apalagi di luar sana itu sangat berbahaya sekali. Banyak orang-orang yang jahat dan saya sangat khawatir apabila mereka melihat keindahanmu dan cahaya kemuliaanmu maka mereka akan menculikmu.”
Kemudian beliau Saw. berkata:
يا أماه نعم الحافظ ألله سلميني إليه وتوكلي عليه فهو نعم المولى ونعم النصير و إذا كان الله حافظي فلو اجتمع أهل الأرض لما وصلوا إلي
“Wahai Ibunda tercinta. Sesungguhnya hanya Allah Swt. Dzat yang paling bisa menjagaku. Pasrahkanlah diriku kepadaNya dan bertawakkallah engkau kepadaNya. Sungguh hanya Dia semata Dzat yang paling bisa menjaga dan memberi pertolongan. Dan apabila Allah Swt. telah menjagaku, walaupun seluruh penghuni bumi bersatu untuk mencelakakanku, niscaya mereka tidak akan mampu.”
Sayyidah Halimah Ra. berkata: “Sungguh perkataan beliau Saw. membuatku sangat kagum sekali, dan akupun berkata kepadanya: “Wahai putraku, apa yang kau kehendaki?”
Beliau Saw. pun menjawab: “Wahai Ibunda tercinta, aku ingin bersama saudara-saudaraku dalam keadaan suka maupun duka.”
Sayyidah Halimah Ra. berkata: “Jika begitu, maka demi cintaku padamu dan kemuliaan yang ada padamu, lakukanlah apa yang terbaik bagimu.”
Dan pada saat mereka keluar bersama beliau Saw. untuk menggembalakan kambing, maka Sayyidah Halimah Ra. berpesan kepada anak-anaknya, diantaranya yang bernama Abdullah (Dhamrah) yang sepantaran dengan beliau Saw., agar selalu menjaga, mengawasi dan memperhatikan beliau Saw.
Setelah mereka pulang kembali ke rumah, Sayyidah Halimah Ra. berkata kepada Abdullah: “Wahai anakku, apa yang terjadi kepada beliau Saw.?”
Abdullah pun menjawab: “Wahai ibundaku, sungguh adalah suatu keajaiban yang menunjukkan kemuliaan beliau Saw. Setiap batu, pohon, cadas dan perbukitan yang beliau Saw. lewati, mereka selalu mengucapkan salam dengan bahasa Arab yang fasih dan jelas. Dan setiap tempat yang beliau Saw. lewati mendapatkan keberkahan dari beliau Saw. Dan semua binatang-binatang ternak kami tunduk dan patuh kepada beliau Saw. Mereka berhenti apabila disuruh berhenti dan berjalan apabila disuruh berjalan.
Dan yang lebih ajaib lagi, waktu kami melewati suatu lembah perbukitan, muncullah seekor harimau yang besar dan sangat buas. Matanya merah menyala, mulutnya terbuka, terlihat taring-taringnya yang runcing dan tajam, siap untuk menerkam. Namun begitu ia melihat beliau Saw., tiba-tiba macan itu menjadi jinak, duduk, menundukkan kepalanya, seakan ta’dzim dan patuh kepada beliau Saw. Dan harimau itu pun berkata dengan bahasa Arab yang fasih:
السلام عليك يا محمد
“Salam sejahtera semoga senantiasa melimpah kepadamu wahai Muhammad.”
Kemudian beliau Saw. mendekatinya tanpa ada rasa takut sedikitpun dan membisikkan sesuatu ke telinganya dan mengisaratkan sesuatu sehingga harimau tersebut pergi. Kemudian aku datangi beliau Saw. dan bertanya: “Wahai saudaraku, apakah yang engkau katakan kepadanya?”
Beliau Saw. menjawab: “Janganlah kamu datang lagi kemari, dan janganlah kau ganggu daerah kami. Maka harimau itupun menyanggupinya dan pergi.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar